Monday, May 13, 2013

BRONCHIOLITIS


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Penyakit infeksi saluran pernafasan akut masih menjadi masalah kesehatan di dunia dan di Indonesia. Meskipun dapat sembuh sendiri pada orang sehat, penyakit ini dapat menyebabkan hilangnya produktivitas dan menyebabkan kesakitan dan kematian.
Salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan akut adalah bronchiolitis. Bronchiolitis adalah suatu inflamasi infeksi virus pada bronkiolus (saluran udara kecil di paru-paru), yang menyebabkan obstruksi akut jalan nafas dan penurunan pertukaran gas dalam alveoli. Lebih sering disebabkan oleh respiratory syncytial virus (RSV), terutama selama musim dingin dan awal musim semi.
Selain dapat disebabkan oleh virus, pembakaran yang tidak sempurna juga bisa menyebabkan bronchiolitis. Menurut George Thurston, direktur Particulate Matter Health Effects Research Center di New York, asap dari kayu yang dibakar dapat mengiritasi sistem pernapasan dan telah terbukti memiliki efek kesehatan buruk pada paru-paru anak-anak. Thurston juga menambahkan asap kayu memiliki dampak terbesar terhadap kesehatan paru-paru, sedangkan bahan bakar fosil memiliki dampak kesehatan terbesar terhadap kesehatan jantung karena lebih banyak mengandung logam.
Mereka yang berisiko tinggi terkena penyakit ini adalah bayi yang baru lahir prematur dan mengidap penyakit paru-paru atau bayi dengan penyakit jantung bawaan. Sekitar 90% penderita adalah bayi yang berusia di bawah sembilan bulan, tetapi juga dapat menyerang orang dewasa. Bronchiolitis merupakan penyakit yang jarang terjadi pada anak yang berusia di atas 12 bulan.
Awalnya, bronchiolitis mungkin tampak seperti pilek dan anak mungkin hanya demam dan batuk atau pilek. Tanda-tanda atau symptom awal infeksi ini mirip dengan pilek seperti ingus mengalir, demam ringan, mudah sakit dan tidak nafsu makan. Setelah beberapa hari, penderita mengidap batuk kering disertai suara serak dan kesulitan bernapas yang semakin meningkat. Napas bayi terdengar berbunyi mendecit dan sulit bernapas, sering menarik napas pendek sehingga dinding dada dan tulang rusuk terlihat. Gangguan pernapasan ini bisa mempengaruhi pola nafsu makan.
25% dari anak-anak di bawah usia satu tahun dan 13% anak-anak dari usia 1-2 tahun dapat mengalami infeksi pernapasan. Maka dari itu sebagian akan menderita penyakit pernapasan. Sepertiga pasien yang menderita RSV mendapat perawatan rawat jalan dan 80% harus dirawat di rumah sakit kurang dari 6 bulan. Di antara yang sembuh semuanya bayi, 80% yang datang berobat ke rumah sakit adalah bayi dan 50% yang datang berobat ke rumah sakit adalah anak-anak berusia 1-3 tahun. Kurang dari 5% yang datang berobat pada 30 hari pertama, mungkin telah terjadi pemindahan antibody dari ibu.
Oleh karena bronchiolitis merupakan infeksi yang rawan menyerang anak pada masa awal kehidupannya hal ini tentunya harus mendapat perhatian khusus oleh kita sebagai perawat. Karena meskipun penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya, penanganan yang tidak tepat dan terlambat tetap saja dapat menjadi sangat berbahaya bagi keselamatan anak. Apalagi ternyata kini ditemukan fakta baru bahwa bronchiolitis tidak hanya disebabkan oleh virus, tetapi juga oleh polusi udara dan asap pembakaran yang saat ini makin banyak dijumpai. Peran kita sebagai perawat adalah dengan memberikan informasi dan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan, tanda gejala, dan penanganan prehospital yang tepat untuk penyakit ini guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mengurangi angka kesakitan dan kematian anak karena penyakit ini.

B.     Tujuan Umum dan Khusus
Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien anak dengan bronchiolitis.
Tujuan Khusus
a.      Mampu menjelaskan definisi bronchiolitis.
b.      Mampu menjelaskan penyebab bronchiolitis.
c.       Mampu menjelaskan manifestasi klinis bronchiolitis.
d.      Mampu menjelaskan patofisiologi dan pathway bronchiolitis.
e.       Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang bronchiolitis.
f.        Mampu menjelaskan kompliksi bronchiolitis.
g.      Mampu menjelaskan penatalaksanaan medis dan keperawatan bronchiolitis.
h.      Mampu menjelaskan tindakan pencegahan terhadap infeksi bronchiolitis.
i.        Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan bronchiolitis.




BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Definisi
Bronchiolitis akut adalah penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada saluran napas kecil (bronkiolus), terjadi pada anak berusia kurang dari 2 tahun dengan insidens tertinggi sekitar usia 6 bulan (Mansjoer, 2000).
Bronchiolitis adalah suatu inflamasi infeksi virus pada bronkiolus, yang menyebabkan obstruksi akut jalan nafas dan penurunan pertukaran gas dalam alveoli. Lebih sering disebabkan oleh respiratory syncytial virus (RSV), gangguan ini biasanya terjadi pada anak usia 2-12 bulan, terutama selama musim dingin dan awal musim semi (Anonim, 2008).
Bronchiolitis adalah penyakit virus pada saluran pernapasan bawah yang ditandai dengan peradangan bronkioli yang lebih kecil (Betz & Cecily, 2002).
Bronchiolitis adalah inflamasi bronchioles yang pada banyak kasus disebabkan oleh virus respiratory syncitial dan paling sering ditemukan pada anak-anak dalam usia 1 tahun pertama (Hinchliff & Sue, 1999).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bronchiolitis adalah penyakit infeksi virus pada saluran bronkiolus berupa radang atau inflamasi akut yang sering menyerang anak usia 2-12 bulan sehingga menyebabkan obstruksi akut saluran napas dan penurunan pertukaran gas dalam alveoli.

B.     Etiologi
Bronchiolitis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah:
1.      Virus
a.      Virus Respiratory Syncytial (RSV)
RSV adalah virus yang menyebabkan terjadinya infeksi pada paru dan saluran napas. Sekitar 50% bronchiolitis akut disebabkan oleh RSV. Virus ini sering sekali menyerang anak-anak, biasanya seorang anak yang berusia 2 tahun sudah pernah terinfeksi oleh virus ini. RSV juga dapat menginfeksi orang dewasa.
b.      Virus parainfluenza
c.       Eaton agent (Mycoplasma pneumoniae)
d.      Adenovirus dan beberapa virus lain
Tidak terdapat bukti jelas bahwa bronchiolitis disebabkan oleh suatu bakteri.
2.      Polusi udara
a.      Asap pembakaran
Polusi udara akibat kayu atau hutan yang terbakar bisa menjadi faktor risiko terjadinya bronchiolitis yang menyebabkan bayi dirawat di rumah sakit pada tahun pertama kehidupannya. Hal ini dapat disebabkan pembakaran yang tidak sempurna. Bayi yang sering terpapar pembakaran kayu tidak sempurna cenderung lebih sering masuk rumah sakit akibat terkena bronchiolitis. Pemaparan polutan udara seperti nitrat oksida, karbon monoksida dan partikel lainnya diduga dapat memicu terjadinya bronchiolitis. Asap dari kayu yang dibakar dapat mengiritasi sistem pernapasan dan telah terbukti memiliki efek buruk terhadap kesehatan paru-paru anak-anak. Asap kayu memiliki dampak terbesar terhadap kesehatan paru-paru, sedangkan bahan bakar fosil memiliki dampak kesehatan terbesar terhadap kesehatan jantung karena lebih banyak mengandung logam.
b.      Asap rokok
Asap beserta beberapa zat kimia yang berdampak buruk terhadap kesehatan paru-paru yang dilepaskan saat merokok, dapat menimbulkan kelumpuhan bulu getar selaput lendir bronchus sehingga drainase lendir terganggu. Kumpulan lendir tersebut merupakan media yang baik untuk pertumbuhan virus dan selanjutnya dapat menginvasi sampai ke bronkiolus.
Sedangkan kondisi atau faktor risiko yang dapat menyebabkan seorang anak atau dewasa menderita bronchiolitis yaitu:
1.      Pada anak-anak
a.      Bayi berusia kurang dari 6 bulan.
b.      Anak-anak yang terlahir premature.
c.       Anak yang tidak memperoleh ASI
d.      Anak-anak yang memiliki kondisi kesehatan kurang baik terutama mereka yang mengidap penyakit jantung atau paru-paru bawaan.
e.       Anak-anak yang system kekebalan tubuhnya rendah, seperti sedang menjalani kemoterapi, transplantasi, atau karena penyakit.
f.        Anak-anak yang dititipkan di tempat penitipan atau memiliki saudara kandung yang sudah bersekolah akan memiliki resiko lebih tinggi tertular infeksi ini.
g.      Balita yang berada pada lingkungan yang berisiko tinggi untuk terpapar pada polusi udara dan asap rokok.
h.      Kerentanan juga akan meningkat saat musim RSV tertinggi, yang biasanya dimulai pada musim gugur dan berakhir di musim semi.
2.      Pada dewasa
a.      Orang-orang dewasa berusia lanjut.
b.      Orang dewasa pengidap gagal jantung atau penyakit kronis.

C.     Klasifikasi
Berdasarkan keparahannya, bronchiolitis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.      Ringan
a.      Anak sadar, warna kulit merah muda.
b.      Anak dapat makan dengan baik.
c.       Saturasi oksigen > 90%.
Pada kondisi ini anak dapat ditangani di rumah dengan cukup istirahat dan makan lebih sering dalam porsi kecil. Dapat dilakukan kunjungan follow-up ke dokter dalam 24 jam.
2.      Sedang, anak akan mengalami:
a.      Kesulitan makan.
b.      Lemah.
c.       Kesulitan bernapas, dengan penggunaan otot-otot bantu pernapasan.
d.      Adanya kelainan jantung atau saluran napas.
e.       Saturasi oksigen < 90%.
f.        Usia kurang dari enam bulan.
Pada kondisi ini anak harus segera dibawa ke RS untuk dilakukan pertolongan segera, diantaranya adalah:
1.      Pemberian oksigen.
2.      Pemberian cairan intravena mungkin diperlukan.
3.      Observasi setiap jam.

3.      Berat, gejalanya sama dengan criteria sedang, namun:
a.      Mungkin tidak membaik dengan pemberian oksigen.
b.      Menunjukkan episode henti napas (apnea).
c.       Menunjukkan tanda kelelahan otot pernapasan atau karbon dioksida dalam tubuh terkumpul terlalu banyak.
Pada kondisi ini, hal yang perlu dilakukan adalah:
a.      Memonitor jantung dan pernapasan.
b.      Mungkin membutuhkan perawatan di ICU.
c.       Membutuhkan tes darah untuk mengetahui kadar berbagai zat dalam darah.

D.    Manifestasi Klinis
Gejala awal bronchiolitis mirip dengan flu biasa, seperti hidung berair, hidung tersumbat disertai dengan demam ringan, tidak nafsu makan dan batuk. Tetapi setelah dua atau tiga hari, gejala menjadi lebih parah bukannya semakin membaik. Gejala umum dari bronchiolitis yang sering muncul yaitu:
1.      Hidung tersumbat disertai dengan demam dan batuk.
2.      Kesulitan bernafas, pernapasan cepat dan dangkal (RR 60-80 x/menit), dengan terengah-engah disertai dengan peningkatan batuk.
3.      Kehilangan nafsu makan, akibat dari gangguan pernapasannya.
4.      Terlihat pernapasan cuping hidung disertai retraksi interkostal suprasternal
5.      Anak gelisah dan sianosis sekitar hidung dan mulut.
6.      Pada pemeriksaan terdapat suara perkusi hipersonor, ekspirasi memanjang disertai dengan mengi (wheezing). Ronki nyaring halus kadang terdengar pada akhir ekspirasi atau pada awal ekspirasi. Pada keadaan yang berat, suara pernapasan hampir tidak terdengar karena kemungkinan obstruksi hampir total.
7.      Infeksi ditandai adanya edema mukosa, peningkatan sekresi mukus, obstruksi bronkiolus, dan peregangan yang berlebihan dari alveoli.

Tanda-tanda dan gejala infeksi RSV biasanya terlihat pada 4-6 hari setelah terjadi paparan terhadap infeksi virus. Pada orang dewasa dan anak-anak yang berusia lebih dari 3 tahun, RSV biasanya menyebabkan terjadinya tanda-tanda seperti selesma ringan dan gejala yang mirip dengan gejala yang ada pada infeksi saluran pernapasan atas. Tanda-tanda ini adalah:

1.      Hidung mampet atau berlendir

2.      Batuk kering disertai suara serak

3.      Demam dengan suhu yang tidak terlalu tinggi

4.      Sakit leher

5.      Sakit kepala ringan

6.      Rasa tidak nyaman dan gelisah (malaise)

Pada anak-anak berusia kurang lebih dari 3 tahun, RSV dapat menyebabkan timbulnya penyakit pada saluran pernapasan bagian bawah seperti radang paru atau bronchiolitis. Gejala dan tanda-tandanya adalah:

1.      Demam dengan suhu tinggi

2.      Batuk yang parah

3.      Nafas tersengal-sengal, ada suara ngik (wheezing) yang biasanya terdengar saat ekspirasi

4.      Napasnya cepat atau sulit untuk bernapas, yang mungkin akan menyebabkan anak lebih memilih untuk duduk daripada berbaring

5.      Warna kebiruan pada kulit yang disebabkan oleh kekurangan oksigen disertai dengan berkeringat.

 

Akibat paling parah akibat infeksi RSV akan diderita oleh bayi dan balita. Gejala paling berat umumnya dialami di hari kedua atau ketiga. Bayi dapat sakit selama 7-10 hari dan batuk dapat berlanjut hingga 2-4 minggu. Pada bayi dan balita yang menderita infeksi RSV, tanda-tandanya adalah:

1.      Terlihat jelas tarikan otot dada dan kulit di sekitar tulang iga saat bernapas, yang menandakan bahwa mereka mengalami kesulitan bernapas.

2.      Napas mereka mungkin pendek, dangkal dan cepat. Napas yang cepat ini mengakibatkan bayi mengalami kesulitan makan atau minum.

3.      Gejala yang lebih mengkhawatirkan adalah jika bayi berhenti bernapas selama lebih dari sepuluh detik dalam satu kesempatan. Gejala ini disebut recurrent apnea.

4.      Atau mungkin tidak menunjukkan adanya infeksi saluran napas, tetapi tidak mau makan dan biasanya lemas dan rewel.

5.      Bayi menjadi mudah mengantuk dan bibirnya mulai membiru.

E.      Patofisiologi
Bronchiolitis merupakan infeksi virus yang terjadi pada saluran udara kecil pada paru-paru yang disebut bronkiolus. Bronchiolitis paling sering menyerang bayi dan anak-anak kecil dan biasanya terjadi selama 2-3 tahun pertama kehidupan mereka, dengan puncak gejala sekitar umur 3-6 bulan. Bronchiolitis juga lebih sering diderita oleh laki-laki, anak-anak yang tidak minum ASI, dan orang-orang yang tinggal di lingkungan padat penduduk.
Bronchiolitis akut biasanya didahului oleh infeksi saluran napas bagian atas, disertai dengan batuk pilek untuk beberapa hari, biasanya tanpa disertai kenaikan suhu atau hanya subfebril. Kebanyakan anak-anak dan orang dewasa akan membaik dalam 7-10 hari, tetapi pada anak-anak dengan penyakit berat, dapat batuk sampai beberapa minggu. Pada bayi-bayi yang usianya masih sangat muda, bayi yang terlahir prematur, atau bayi atau orang dewasa yang memiliki masalah pada jantung dan paru-paru, virus ini akan menyebabkan infeksi lebih berat, seringkali dapat mengancam keselamatan jiwa sehingga membutuhkan perawatan di rumah sakit. Pada umumnya puncak penyakit terjadi pada hari kedua sampai ketiga setelah anak batuk dan sulit bernapas dan berangsur-angsur pulih.
Virus RSV masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung atau mulut. Virus ini menyebar dengan sangat mudah melalui sekresi pada saluran napas yang sudah terinfeksi, seperti melalui air ludah yang tersebar pada saat batuk atau bersin, yang dihirup atau ditularkan ke orang lain melalui kontak langsung, seperti berjabat tangan. Virus juga dapat hidup selama berjam-jam pada benda-banda seperti meja dan boneka. Sentuhan pada mulut, hidung atau mata setelah menyentuh benda yang telah terkontaminasi, kemungkinan besar dapat menularkan virus tersebut. Orang yang terinfeksi akan menularkan virus tersebut dalam waktu beberapa hari pertama setelah ia pertama kali terinfeksi virus, tapi RSV dapat tersebar selama beberapa minggu setelah infeksi dimulai.
Invasi virus menyebabkan obstruksi bronkiolus partial atau total akibat akumulasi dan peningkatan sekresi mucus, eksudat yang liat, debris (debris seluler maupun yang diakibatkan oleh invasi virus ke dalam saluran-saluran yang lebih kecil dari cabang-cabang bronkus), dan edema mukosa. Virus akan menyebabkan nekrosis epitel bronkiolus dan hypersekresi mucus sehingga terjadi resistensi aliran udara pernapasan berbanding terbalik (dengan radius lumen pangkat empat), baik pada fase inspirasi maupun fase ekspirasi. Pada dinding bronchus dan bronkiolus terdapat infiltrasi sel radang. Radang dijumpai peribronkial dan di jaringan interstitial. Terdapat mekanisme klep, yaitu terperangkapnya serta pengisian udara yang berlebihan sehingga menimbulkan overinflasi dada. Pertukaran udara (difusi udara pada alveolus) yang terganggu akibat peregangan alveolus yang berlebihan dapat menyebabkan ventilasi pada alveolus-alveolus berkurang sehingga mengakibatkan hipoksemia dan peningkatan frekuensi napas sebagai konpensasinya. Pada keadaan sangat berat dapat terjadi hiperkapnia. Pada umumnya semakin tinggi kecepatan pernafasan, maka semakin rendah tekanan oksigen arteri. Hiperkapnia biasanya tidak dijumpai hingga kecepatan pernafasan melebihi 60 x/menit yang kemudian meningkat sesuai dengan takipnea yang terjadi. Obstruksi total dan terserapnya udara dapat menyebabkan atelektasis, sedangkan obstruksi parsial menimbulkan emfisema.
Selain oleh virus, polusi udara akibat pembakaran yang tidak sempurna juga dapat menyebabkan bronchiolitis. Asap dari kayu yang dibakar (mengandung polutan udara seperti nitrat oksida, karbon monoksida dan partikel lainnya) dapat mengiritasi sistem pernapasan dan telah terbukti memiliki efek buruk terhadap kesehatan paru-paru anak-anak. Asap mengiritasi jalan nafas, mengakibatkan hipersekresi lendir dan inflamasi. Karena iritasi yang konstan ini, kelenjar-kelenjar yang mensekresi lendir dan sel-sel goblet meningkat jumlahnya dan fungsi silia menurun dan lebih banyak lendir yang dihasilkan. Sebagai akibatnya, bronkiolus menjadi menyempit dan tersumbat. Alveoli yang berdekatan dengan bronkiolus menjadi rusak dan membentuk fibrosis, mengakibatkan perubahan fungsi makrofag yang berperan penting dalam menghancurkan partikel asing termasuk bakteri.
Pasien kemudian menjadi lebih rentan terhadap infeksi pernafasan. Penyempitan bronkiolus lebih lanjut terjadi sebagai akibat perubahan fibrotik yang terjadi dalam jalan nafas. Pada waktunya, mungkin terjadi perubahan paru yang ireversibel, kemungkinan mengakibatkan emfisema dan bronkietasis (Bruner, 2001).
Asap rokok dapat menimbulkan kelumpuhan bulu getar selaput lendir bronchus sehingga drainase lendir terganggu. Kumpulan lendir tersebut merupakan media yang baik untuk pertumbuhan virus dan selanjutnya dapat menginvasi sampai ke bronkiolus. Aktivitas merokok di rumah dapat meningkatkan risiko bayi terkena bronchiolitis dan membuatnya makin parah.


2.      Pemeriksaan laboratorium darah. Hasil pemeriksaan analisa gas darah (AGD) menunjukkan hiperkarbia dengan tanda air trapping, dan acidosis respiratorik maupun metabolic, sedangkan pemeriksaan darah tepi menunjukkan dalam batas normal.
3.      Nasopharyngeal aspiration, yaitu pengambilan cairan dari rongga belakang hidung untuk melihat adanya virus melalui pemeriksaan di laboratorium (tidak dilakukan secara rutin).
4.      Uji antibodi fluoresen cepat terhadap antigen RSV yang dapat dikerjakan secara bedside.

H.    Komplikasi
1.      Radang paru-paru. Virus maupun organisme yang menyebabkan infeksi dapat menginvasi ke bagian paru-paru yang lain bahkan seluruh bagian.
2.      Radang saluran tengah, terjadi saat ada virus yang masuk ke daerah di belakang gendang telinga
3.      Kemungkinan timbulnya penyakit asma di kemudian hari. Reaksi radang yang terjadi saat anak-anak dapat meningkatkan sensitivitas pada saluran napas terhadap allergen, sehingga dapat memicu terjadinya astma.
4.      Gangguan respiratorik jangka panjang pasca bronchiolitis dapat timbul berupa batuk berulang, mengi, dan hiperreaktivitas bronkus, yang cenderung membaik sebelum usia sekolah.
5.      Bronkiolitis obliterans dan sindrom paru hiperlusen unilateral (Sindrom Swyer-James). Komplikasi ini sering dihubungkan dengan adenovirus.
6.      Kematian. Pada anak-anak yang berusia kurang dari 6 bulan, bayi-bayi yang lahir prematur, dan bayi-bayi yang memiliki kelainan bawaan pada jantung dan paru-parunya, infeksi RSV dapat berakibat serius sampai menimbulkan kematian.

I.       Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
Obat-obatan umumnya tidak menolong bayi yang mengalami bronchiolitis, tetapi yang dibutuhkan adalah lebih banyak istirahat dan pemberian makan (ASI, formula, atau makanan tambahan sesuai usia bayi) dalam porsi lebih kecil namun dengan frekuensi lebih sering. ASI diberikan lebih sering, namun dalam waktu yang lebih pendek setiap kalinya. Dengan demikian anak tidak akan terlalu lelah atau mengalami dehidrasi.
Bayi dengan bronchiolitis ringan dapat dirawat di rumah dengan diberikan sirup yang mengandung paracetamol untuk demam dan mengatasi rasa gelisah. Beri minum air putih sebanyaknya untuk menghindari dehidrasi. Namun apabila penyakit menunjukkan keparahan atau infeksi serius yang dapat mengancam jiwa, maka harus segera dibawa ke rumah sakit untuk memperoleh penanganan lanjut serta pemantauan jantung dan laju pernafasan.
Karena penyebab bronchitis pada umunya disebabkan oleh virus maka belum ada obat kausal. Antibiotuik tidaki berguna, obat yang biasanyan diberikan adalan obat penurun demam, banyak minum terutama sari buah-buahan. Obat penekan batuk tidak diberikan pada batuk yang banayk lender lebih baik diberi banyak minum. Bila batuk tetap ad dan dalam 2 minggun tidak ada perbaikan maka perlu dicurigai adanya infeksi bakteri sekunder  dan antibiotic perlu diberikian.pemberian antibiotic yang serasi untuk M. pneumonia dan H. influensae sebagai bakteri penyerang sekunder misalnya amoksilin, kontrimoksasol dan golongan makrolid.
 (Ngastiyah, 1997)

Penatalaksanaan medis
1.      Terapi farmakologis.
a.      Bronkodilator, diberikan untuk membantu anak lebih mudah bernapas dengan cara membuka saluran udara di paru-paru dan mengurangi sesak napas. Obat ini dapat diberikan dengan nebulasi, contoh obat ini adalah proventil, ventolin.
b.      Steroid, untuk mengatasi radang saluran pernapasan, membantu mengurangi sesak napas dan mengontrol demam, namun pemberiannya tidak dianjurkan. Deksametason 0,5 mg/kgBB inisial, dilanjutkan 0,5 mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis.
c.       Antivirus, seperti ribavirin (Rebetol) dapat diberikan dalam bentuk nebulasi, penggunanya telah dianjurkan untuk bayi dengan penyakit jantung konginetal oleh komite penyakit infeksi akademik pediatric amerikaka (AAP)
d.      Antibiotik. Penggunaan antibiotik tidak berguna untuk mengobati RSV karena RSV disebabkan oleh infeksi virus. Meskipun demikian, antibiotik tetap diberikan karena bronchiolitis sukar dibedakan dengan pneumonia interstisialis, dan apabila telah terjadi komplikasi bakteri, seperti infeksi di telinga bagian tengah, atau radang paru-paru karena bakteri. Bila tidak ada komplikasi, maka dokter mungkin akan merekomendasikan obat-obatan yang dapat dibeli secara bebas seperti asetaminofen (Tylenol, dll) atau ibuprofen (Advil, Motrin, dll), yang dapat mengurangi demam tetapi tetap tidak dapat mengobati infeksi tersebut untuk sembuh lebih cepat.
1)      Untuk kasus bronkiolitis community base:
Ø  Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
Ø  Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
2)      Untuk kasus bronkiolitis hospital base:
Ø  Sefotaksim 100 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian
Ø  Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian
e.       Epinephrine. Dokter mungkin merekomendasikan suntikan epinephrine atau bentuk lain dari epinephrine yang dapat diinhalasi dengan alat nebulasi (racenic epinephrine) untuk mengurangi gejala yang timbul dari infeksi RSV.
f.        Paracetamol, diberikan jika anak merasa tidak nyaman dan mengalami demam (10 mg/kgBB/hari).
g.      Inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transpor mukosilier.
2.      Nebulasi, untuk membantu mengeluarkan lendir dari hidung anak.
3.      Oksigenasi. Biasanya, penderita diberikan oksigen yang lembab melalui selang udara ke hidung atau headbox atau pada beberapa kasus parah, melalui ventilasi buatan. Untuk bronchiolitis ringan, oksigen diberikan sebanyak 1-2 L/menit atau sesuai kebutuhan.
4.      Pada kasus yang serius, anak mungkin membutuhkan pemasangan ventilasi mekanik, sebuah alat bantu pernapasan.
Anak akan merasa lega setelah lebih mudah bernapas dan selera makannya juga akan mulai kembali membaik.
5.      Pemberian cairan infuse, untuk mencegah terjadinya dehidrasi apabila anak sulit makan dan minum.
a.      Neonatus: dekstrose 10% : NaCl 0,9% = 4 : 1, + KCl 1-2 mEq/kgBB/hari
b.      Bayi > 1 bulan: dekstrose 10% : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan
Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
6.      Koreksi gangguan asam basa dan elektrolit.
Penatalaksanaan keperawatan
1.      Hal utama dalam pengobatan bronchiolitis adalah menjaga anak agar tidak terjadi dehidrasi jika anak tidak makan atau minum dengan baik. Beri minum air putih sebanyaknya untuk menghindari dehidrasi dan beri makan dengan porsi yang lebih kecil namun dengan frekuensi lebih sering.
2.      Memberikan posisi yang nyaman dengan posisi kemiringan 30°-40° (semifowler) atau dengan kepala dan dada yang sedikit ditinggikan sehingga leher berada pada posisi ekstensi untuk mempermudah pernapasan. Atau duduk dengan posisi tegak.
3.      Berikan minuman atau cairan hangat, seperti sup atau air hangat, untuk membantu melegakan pernapasan dan mengencerkan dahak yang mengental.
4.      Anak ditempatkan pada tempat yang sejuk dan udara yang cukup lembab untuk dihirup untuk mengatasi hipoksemia. Buat agar ruangan atau kamar dalam keadaan hangat tetapi tidak terlalu panas Bila udaranya kering, gunakan pelembab ruangan (humidifier) atau vaporizer yang dapat melembabkan udara dan membantu melegakan napas dan batuk. Yakinkan agar alat pelembab udara dalam keadaan kering untuk mencegah timbulnya bakteri dan kuman.
5.      Yakinkan lingkungan yang bebas dari asap rokok. Asap rokok dapat memperburuk gejala yang ada.
6.      Hindari kontak dengan bayi lainnya dalam beberapa hari pertama.

J.       Tindakan Pencegahan
Tidak ada vaksin untuk mencegah terjadinya infeksi RSV. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah tersebarnya infeksi virus ini diantaranya adalah:
1.      Sering-sering mencuci tangan, terutama sebelum menyentuh anak, dan ajarkan pada anak-anak tentang pentingnya mencuci tangan.

2.      Hindari paparan terhadap infeksi RSV, dengan cara membatasi kontak antara bayi dengan orang-orang yang sedang mengalami demam dan selesma.

3.      Jagalah kebersihan. Pastikan agar rak-rak selalu dalam keadaan bersih terutama rak yang terdapat di dapur dan kamar mandi, terutama bila ada anggota keluarga yang sedang selesma. Segera buang tisu bekas pakai.

4.      Jangan menggunakan gelas yang sudah digunakan oleh orang lain. Gunakan gelas sendiri atau gelas sekali pakai bila kita atau orang lain sedang sakit.

5.      Jangan merokok. Bayi yang terkena paparan tembakau memiliki resiko lebih tinggi terkena infeksi RSV dan berpotensi lebih besar terkena gejala yang lebih parah. Selalu coba untuk tidak merokok di rumah atau di sekitar bayi, terutama jika bayi memiliki kelainan saluran napas atau jantung, sistem kekebalan yang rendah, atau lahir prematur.

6.      Cuci boneka secara rutin, terutama bila anak atau kawan bermain anak sedang sakit.

7.      Sebagai tambahan, ada obat yang disebut palivisumab (Synagis) yang dapat membantu melindungi anak-anak berusia kurang dari 2 tahun yang memiliki resiko mengalami komplikasi serius bila mereka terjangkit RSV. Synagis bekerja dengan menyediakan antibody yang diperlukan untuk melindungi tubuh dari RSV. Diperlukan satu kali suntikan tiap bulan yang disuntikkan melalui IM pada bagian paha setiap puncak musim RSV (dimulai pada musim gugur) dan dilakukan secara terus menerus selama lima bulan. Suntikan ini diulangi lagi setiap tahun hingga si anak tidak lagi dalama kondisi yang berisiko tinggi. Pemberian obat tidak akan mempengaruhi jadwal vaksinasi anak. Penggunaan terapi seperti ini mengurangi frekwensi dan lama perawatan di rumah karena infeksi RSV. Tetapi karena biayanya yang tinggi, penggunaan pengobatan seperti ini dibatasi hanya pada mereka yang memiliki resiko paling tinggi mengalami komplikasi karena infeksi RSV. Pengobatan ini tidak akan berguna untuk mengobati infeksi RSV yang sudah terjadi.


K.    Pengkajian keperawatan
1.      Pernafasan
a.      Retraksi: suprasternal, interkostal, subkostal, dan supraklavikular.
b.      Pola napas: dispnea, pernafasan dangkal, takipnea, ekspirasi yang memanjang.
c.       Penurunan bunyi nafas
d.      Wheezing
e.       Pernapasan cuping hidung
f.        Batuk
2.      Kardiovaskuler: takikardi
3.      Neurologis: iritabilitas, kesulitan tidur
4.      Gastrointestinal: nafsu makan turun, kesulitan makan dan minum karena batuk disertai dengan sesak napas
5.      Integumen: peningkatan temperature, sianosis
6.      Psikososial: cemas, takut

L.      Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus bronchilitis diantaranya adalah:
1.      Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, sekresi kental.
2.      Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi sekunder terhadap obstruksi bronkiolus.
3.      Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi.
4.      Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan kehilangan cairan melalui ekshalasi.
5.      Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu memasukkan makanan sekunder terhadap dispnea, napas cepat, batuk.
6.      Hipertermi berhubungan dengan penyakit (reaksi peradangan).
7.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai oksigen atau kebutuhan.
8.      Kelelahan berhubungan dengan gangguan pernafasan.
9.      Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat (penurunan gerak silia, menetapnya sekret).
10.  Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, tindakan, perawatan di rumah berhubungan dengan kurangnya informasi, salah mengerti tentang informasi, dan keterbatasan kognitif.
11.  Isolasi sosial berhubungan dengan pencegahan penularan penyakit.
12.  Kecemasan (anak dan orang tua) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisi anak.

108 comments:


  1. Artikelnya sangat menarik , dan setelah saya baca cukup bagus .. saya suka dengan artikel yang anda tulis ..dan saya juga ingin meminta ijin untuk menempelkan link kesehatan seputar penyakit maag . terimakasih

    Makanan Yang Baik Untuk Penderita Maag Kronis
    Apakah Penyakit Maag Kronis Bisa Disembuhkan
    Pantangan Makanan Untuk Penderita Maag kronis
    Apa Bahaya Penyakit Maag Kronis
    Ciri Ciri Orang Terkena Penyakit Maag Kronis

    ReplyDelete
  2. Saat ini dunia pengobatan tradisional modern telah dikejutkan dengan teripang emas yakni bahan alami yang mampu mengobati beragam penyakit, salah satunya adalah mampu dijadikan obat jantung bengkak,obat tbc paru sehingga tbc paru bisa sembuh tanpa efek samping. Selain itu bagi anda yang saat ini sedang mencari cara mengobati hepatitis b yang aman maka konsumsi teripang emas bisa menjadi solusinya. Teripang emas juga sangat baik dan tepat dijadikan sebagai pengobatan jantung lemah dan berbagai gangguan jantung lainnya.

    ReplyDelete
  3. http://dapur-harmoni.blogspot.co.id/2014/09/pengganti-baking-soda-dan-baking-powder.html
    http://dkt-kesehatan.blogspot.co.id/2015/02/daftar-faskes-tingkat-1-bpjs-puskesmas.html
    http://dianalmira.blogspot.co.id/2014/12/askep-kehamilan-trimester-2.html
    http://dikaamuba.blogspot.co.id/2014/02/makalah-asuhan-keperawatan-bronkitis.html
    http://dolvi-wwwners.blogspot.co.id/2013/08/askep-tbc.html
    http://drevan.blogspot.co.id/2011/06/makalah-vitamin-c-asam-askorbat.html
    http://dokterandrie.blogspot.co.id/2014/06/penatalaksanaan-krisis-hipertensi.html
    http://echasaptyamidwifery.blogspot.co.id/2013/05/bronchiolitis.html

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Salah satu terapi pengotan tumor otak tanpa operasi yang bisa anda lakukan adalah dengan konsumsi jelly gamat yakni obat alami yang dibuat dari teripang emas, selain itu jelly gamat juga bisa dijadikan obat tumor payudara serta obat benjolan di payudara. Dan andapun yang menderita kelenjar getah bening di leher bengkak, liver anda bisa mengkonsumsinya. Tanpa terkecuali anda yang memiliki keluhan tbc paru hingga gangguan lambung dan miom anda pun bisa mengkonsumsinya sungguh hebat bukan.

    ReplyDelete

  6. Thanks for the information presented on your website
    Very in waiting for other information

    obat varikokel tradisional
    obat benjolan di payudara
    obat herbal

    ReplyDelete
  7. Tahukah anda bahwa hewan laut bernama teripang emas ternyata memiliki banyak khasiat dan manfaat bagi kesehatan diantaranya adalah mampu dijadikan Obat Infeksi Pencernaan, Obat Bopeng, Obat Keloid, Obat Infeksi Paru paru, Obat Kusta Alami hal tersebut bukan tanpa bukti melainkan telah banyak orang yang meraskan khasiat dan manfaat luar biasanya.

    ReplyDelete
  8. Your site is very helpful we are very waiting for the latest information
    Good luck to all of us

    obat tukak lambung herbal
    obat varikokel tradisional
    obat tradisional mastitis

    ReplyDelete
  9. You have really shared a informative and interesting blog post with people
    Agen Resmi Jelly Gamat QnC kota Cirebon

    ReplyDelete
  10. Your site is the best
    The latest information we are waiting for lho..semoga what is given can be useful
    Terimakash..success always everything..salam know ..

    obat ginjal kronis tradisional manjur
    pengobatan diabetes melitus secara tradisional
    obat penurun trigliserida tinggi

    ReplyDelete
  11. Thanks for the information presented on your website
    Very in waiting for other information

    obt miom tradisional aman
    cara mengatasi keringat berlebihan
    bahaya jantung bocor

    ReplyDelete
  12. Information is very useful and can add insight, happy to be on your page, thanks to the information you shared. This is very useful. Good luck always!!
    Cara Alami Mengatasi Penyakit Vitiligo

    ReplyDelete
  13. Moving and Packing, Loading, transportation, unpacking, unloading, rearranging goods and furniture or other households take time and make it people tired. Now, we are here to remove your tiredness and tension because we have great quality services for you that provide awaypackersmovers.in you comfort and ease. Everyone wants to get the hassle-free and safe execution of removal process with no damages of goods in the transit. There are lots of professional Packers and Movers Company in India and our company is one of the best leading Away Packers and Movers Company. We provide services such as household and residential relocation, office and corporate relocation and international movements, industrial goods shifting etc. With these helpful services we commit to our customers to complete whole process from packing to loading and unloading to unpacking and rearranging.
    Away Packers and Movers
    Packers and Movers Chandigarh
    Packers and Movers Noida
    Packers and Movers Faridabad
    Packers and Movers Ghaziabad
    Packers and Movers Navi Mumbai
    Packers and Movers Thane
    Packers and Movers Guwahati
    Packers and Movers Kolkata

    ReplyDelete
  14. Thanks for the information presented on your website
    Very in waiting for other information

    toko herbal
    pedia herbal asli
    obat alami untuk keputihan

    ReplyDelete
  15. Interesting articles, I hope more and more visitors. Continued success !!
    Obat Sakit Syaraf
    Obat Sakit Pinggang
    Obat Sakit Tenggorokan

    ReplyDelete
  16. this is the best page I've ever visited happy to be on your page I found your page from google
    Cara Mengobati Kolesterol
    Cara Mengobati Jantung Koroner

    ReplyDelete
  17. In this life must have a solid principle, because with the prinsif that kokh can make someone into a person who is successful, just as its like this interesting article
    Ciri-Ciri Mata Merah Akibat Adanya Perdarahan Di Bola Mata
    Ramuan Herbal Untuk Mengobati Mata Merah
    Tips Untuk Mengatasi Mata Merah Akibat Alergi

    ReplyDelete
  18. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  19. Thanks really very useful information, hopefully the next post better okay

    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-stroke-paling-fenomenal/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-gagal-ginjal-tanpa-cuci-darah/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-hepatitis-akut/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-kanker-prostat-yang-ampuh/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-jantung-koroner-ampuh/


    http://rizkyherbal.com/obat-kanker-prostat-tanpa-operasi/
    http://rizkyherbal.com/pengobatan-hernia-tanpa-operasi/
    http://rizkyherbal.com/pengobatan-jantung-koroner-tanpa-operasi/
    http://rizkyherbal.com/obat-tbc-herbal-di-apotik/
    http://rizkyherbal.com/obat-kanker-usus-besar-stadium-4-alami/

    ReplyDelete
  20. Thanks, your article is very helpful
    https://tokoherbalnesv.blogspot.com/2018/08/nesv-herbal-solusi-masalah-kewanitaan.html

    ReplyDelete
  21. thanks for informations
    https://tokoherbalnesv.blogspot.com/

    ReplyDelete
  22. Good luck ,, in waiting for other information from your site
    send regards for success

    cara mengatasi mata merah
    obat gondok beracun
    obat tradisional hipertiroid

    ReplyDelete
  23. Your page is very good. I like it very much. Hopefully I can cooperate well.

    Pantangan Makanan Penyakit Penyakit Gondok

    ReplyDelete
  24. Thank you for the information, hopefully the information will be useful
    really waiting for the latest info

    obat tradisional lipoma

    ReplyDelete
  25. The information you share is very helpful
    we are waiting for the latest information

    cara mengatasi hipertiroid

    ReplyDelete
  26. I get your page from my article friends, hopefully it can work together.
    Cara Mengatasi Benjolan Di Leher

    ReplyDelete
  27. Prioritize your health while not yet suffering from various diseases.
    Gejala Tumor Hati

    ReplyDelete
  28. The information you provide is very helpful and can also be used as an experience.

    Essen Ikan Lele Paling Ampuh

    ReplyDelete
  29. Thank you for the information you convey. Let's see our website.

    Resep Umpan Ikan Patin Babon

    ReplyDelete
  30. Thank you for all of your knowledge given to us, hopefully you can benefit.

    2 Racikan Umpan Ikan Tawes Dengan Essen Katilayu

    ReplyDelete
  31. Bait is the key to the successful entanglement of fish in the hook when fishing.

    Umpan Pelet Serbuk Ikan Nila

    ReplyDelete